1. Berapa kali Anda dan keluarga tertawa dalam sehari?
2. Pertanyaan ini pernah diajukan oleh salah seorang professor ahli pengasuhan ke kami saat saya ikut workshopnya di Singapore
3. Menurut beliau, tanda rumah tangga bahagia adalah adanya tawa terakumulasi minimal 100 kali setiap hari di dalam rumah
4. Entah bagaimana menghitungnya, yang jelas kepuasan dalam rumah tangga diukur dengan hadirnya tawa sebagai ekspresi bahagia di dalam keluarga
5. Dan ternyata hal ini juga merupakan cerminan kebahagiaan penduduk surga. Penduduk surga senantiasa gembira dan tertawa
6. Allah katakan : Masuklah kamu ke dalam surga. Kamu dan istrimu akan digembirakan (QS. 43:70)
7. Dan wujud kegembiraan itu ditampilkan dengan wajah berseri-seri dan suara tawa penghuni surga (Lihat QS. 80 : 38-39)
8. Rumah tangga surga selayaknya mengambil pelajaran dari aktivitas penghuni surga ini yakni berupaya menghadirkan tawa setiap hari
9. Jika tangisan, ratapan dan ekspresi tegang yang senantiasa terjadi dalam keluarga, ini justru suasana neraka
10. Masing-masing merasa tertekan, jenuh dan bosan. Merasa rumah bukan tempat yang nyaman
11. Akhirnya mereka lebih betah di luar seraya cari hiburan demi bisa tertawa tuk puaskan kebutuhan fitrahnya
12. Maka, selayaknya kita bangun rumah tangga kita dengan konsep hadirkan tawa gembira saat bersama.
13. Tentu ada kadarnya. Sebab segala sesuatu yang berlebihan akan mematikan jiwa
14. Minimal jika tak ada tawa, ekspresi bahasia ditampilkan oleh anggota keluarga melalui wajah berseri penuh ekspresi
15. Itulah mengapa anak-anak yg tak bahagia di dalam rumah nampak dari ekspresi dan gerak tubuhnya yang serba minimalis
16. Mau menggerakkan badan, minimaliis. Senyum pun minimalis. Sebab jika maksimalis mereka merasa ada ancaman psikologis
17. Rasa takut dan tidak ekspresif terjadi karena hubungan emosional yang serba kaku. Keakraban hilang tersebab kebanyakan aturan
18. Alhasil, tertawa menjadi langka. Dan ini petaka. Hilanglah suasana surga
19. Untuk menghadirkan tawa dan muka berseri diantara keluarga bisa dimulai dengan sering melakukan aktivitas santai secara bersama
20. Kalau perlu lakukan kontak fisik melalui permainan yg bernama ‘gelitikan’. Iya, saling menggelitik sesama anggota bisa menambah keakraban
21. Asal jangan berlebihan, bisa-bisa malah pingsan. Intinya bermainlah secara serius saat bersama keluarga
22. Kenapa disebut serius? Sebab, tanda keseriusan saat bermain bersama yakni tak ada media yang jadi pihak ketiga.
23. Suasana keakraban akan hilang jika ayah bermain sambil BBM-an. Anak merasa diabaikan
24. Begitu juga saat bersenda gurau, seriuslah. Keluarkan mimik muka yang menghadirkan tawa.
25. Hal ini sering dilakukan oleh nabi kita yang mulia terhadap anggota keluarganya
26. Terkadang beliau ajak istrinya lomba lari bersama. Kadang beliau juga menjulurkan lidah dengan ekspresi lucu ke cucunya
27. Ini bukti, bahwa saat bersenda gurau dan bermain, Rasulullah pun total dalam melakukannya
28. Hal inilah yang menghadirkan rasa puas dan bahagia di dalam keluarga
29. Selain itu, buatlah hidup dinamis. Tidak monoton dan statis.
30. Pola yang tak berubah sepanjang tahun menghasilkan rasa bosan hingga ke ubun-ubun
31. Anak selalu ditanamkan pola : ‘bangun tidur ku terus mandi, tidak lupa menggosok gigi’. Dari dulu ini sudah jadi tradisi
32. Bayangkan jika sampai remaja hal ini terus terjadi. Hidup mereka kurang bergairah dan tak berarti
33. Padahal, boleh saja mereka berimprovisasi: ‘bangun tidur ku terus lari sambil nenteng TV’ Ini anak atau pencuri? hehe
34. Maksudnya, hiduplah dinamis. Buat kejutan-kejutan yang membuat rasa penasaran anggota keluarga seraya bertanya : nanti malam ada kejutan apa lagi ya?
35. Ucapan cinta lewat kalimat : I LOVE YOU, di awal2 nikah memang terasa begitu indah. Tapi jika tak ada improvisasi, lama-lama pasanganpun jengah
36. Sekali-kali sampaikanlah kalimat cinta dengan susunan uang seratus ribuan di atas ranjang. Istri mana yang tidak berseri-seri wajahnya tanda riang?
37. Atau saat ia cemberut dan manyun cobalah ajak ia belanja dengan tawaran paket dana yang tak ada limitnya. Oh, sungguh bahagia
38. Intinya, buatlah hidup sedinamis mungkin. Sebab kesenangan di surga pun dinamis. Tidak monoton. Berpindah dari kesenangan yg satu ke kesenangan yg lain
39. Karena itu, hadirkan ekspresi bahagia semampu kita tanpa harus keluar banyak biaya.
40. Sebab jika keluar banyak biaya, anak istri mungkin bahagia. Tapi setelahnya kita yang nangis merana. Tabungan tak ada sisa
41. Untuk irit biaya, ekspresi bahagia bisa dengan berbagi tawa melalui cerita humor dan jenaka
42. Atau bermain tebak-tebakan juga bisa jadi cara ampuh yang menghidupkan suasana tanpa menguras kantong kita
43. Jika kita belum mampu lakukannya, karena tak terbiasa, cukup hadirkan senyum tulus di segala suasana. Mereka sudah merasa bahagia
44. Dari sekarang cobalah tingkatkan jiwa humoris kita agar suasana rumah penuh dengan tawa
45. Mungkin awalnya susah, tapi jangan menyerah untuk mencoba. Dan rumah pun menjelma menjadi surga. Salam bahagia
-------------
Seri Rumah Tangga Surga (Bagian 5)
Oleh: Ustadz Bendri Jaisyurrahman
0 Response to "Seri Rumah Tangga Surga (Bagian 5)"
Post a Comment